Atas Perintah DISPERINDAG ESDM 10 Kios PKL Dibongkar Ratusan SATPOL PP, POLISI Dan TNI

Atas Perintah DISPERINDAG ESDM
10 Kios PKL Dibongkar Ratusan SATPOL PP, POLISI Dan TNI


Jabarexpose.com._Garut.- 29 Maret 2022 Pengrusakan dan pembongkaran kios kaki lima di Pasar Samarang Garut kembali terjadi pada hari Senin 28 Maret, oleh ratusan aparat gabungan Satpol PP, Kepolisian Resort Garut dan Tentara. Kali ini mengambil lokasi di bagian belakang pasar tepatnya di sekitar Bak Sampah Pasar Samarang.

Sontak hal tersebut sangat mengagetkan para pedagang disekitar itu karena untuk kali ini dilakukan Dinas Indag ESDM Kabupaten Garut tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Kesepuluh PKL yang dikoordinatori Nur Ali, menonton prosesi pembongkaran paksa dengan hati sedih dan haru mengingat nasib keluarga mereka menjelang Rhamadhan tahun ini harus dilaluinya dengan getir.

โ€œKami semua diam bukan berarti kami rela, kami semua menutup kios dan tak berjualan hari ini karena kami bukanlah aparatur pemerintah ataupun pengurus IWAPPA yang kadang memiliki kekuasaan untuk pengecualian.

“kami juga bukan kelompok Mahmud yang menempati area pavilion dengan se-enaknya kami hanya menempati sebagian kecil area sampah.

“Jika kelompok Mahmud diberi kesempatan membongkar sendiri kenapa kami tidak, bahkan kami diperlakukan seperti teroris. Kami hanya meminta kepada Sang Penguasa Jagat agar semua pelaku yang membumi hanguskan tempat jualan kami ini perlahan namun pasti menelan akibat kecongkakkan mereka iniโ€, ungkap Ali dengan suara bergetar menahan amarah dan sedih.

Lanjut Ali pihaknya sudah memohon melalui pihak yang berkompeten untuk menyampaikan ke Kepala Dinas Indag agar membongkar dan meratakan lapak mereka dilakukan oleh mereka sendiri dalam waktu 20 hari kedepan, setidak tidaknya sampai mereka memiliki bekal menjalani puasa Ramadhan tahun ini.

“Namun Ketika dikonfirmasi kepada pihak yang dimaksud Ali didapat jawaban bahwa Dinas Indag ESDM Kab. Garut sangat tidak mau mendengar permohonan ke 10 PKL tersebut.

Sementara itu awak media mencoba menggali informasi terkait kegiatan bongkar paksa PKL di Pasar Samarang, menurut Cecep Firmansyah warga sekitar Pasar Samarang pihaknya menduga bahwa itu sarat kepentingan pihak Perusahaan Parkir yang mengelola perparkiran di pasar tersebut.

โ€œMungkin, artinya kita akan pelajari lebih lanjut bahwa seluruh rangkaian kegiatan tersebut ada investornya mengingat pernyataan Kepala Bidang Pasar Indag ESDM Kab. Garut Asep Mulyana, pihak dinas dan IWAPPA sangat tidak memiliki biaya untuk menghadirkan aparat gabungan tersebut, jadi kemungkinannya hanya tinggal perusahaan parkir (PT AMB) yang memiliki kapasitas ituโ€, tegasnya.

Pada kesempatan terpisah awak media berhasil menemui Koordinator APPSI (Assosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) Wilayah Priangan Timur Rahmat Permana, SHI., SH di Kantor Polsek Samarang, yang bersangkutan menjelaskan secara singkat bahwa

โ€œPihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Indag ESDM namun tidak ada kata sepakat selain mendapat penjelasan dari Kepala Dinas Indag ESDM Kab. Garut bahwa kegiatan tersebut mutlak perintah Kabag Ops. Polres Garut,

“Dan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak IWAPPA melalui sdr. Eful, pihaknya mendapat keterangan dari Sdr. Eful bahwa kegiatan tersebut sepenuhnya perintah Kepala Dinas dan Kepala Bidang Pasar Indag ESDM Kab. Garut.

Lebih lanjut sdr. Eful meyakinkan kepada pihak APPSI bahwa kegiatan pembongkaran ke 10 kios PKL di area Bak Sampah tersebut wajib dilakukan karena desakan + 1.000 lebih pedang, terlebih di kelompok 10 PKL tersebut ada nama Alex yang sangat membangkang kepada IWAPPA dan tidak mau ditertibkanโ€, demikian paparnya.

โ€œkita lihat pergerakan berikutnya, kami akan berkoordinasi dengan para APH termasuk DPW dan DPP APPSI untuk menemukan celah pembelaan bagi mereka, karena PKL adalah pejuang mandiri yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan tidak jadi beban pemerintah.

“Jika yang sudah bisa membantu pemerintah kemudian ditindas pemerintah sendiri, kan jadi dagelan. Pokoknya jika berniat, semua masalah bisa dibicarakan sebelumnya bukan di represif seperti iniโ€. Pungkas Rahmat.

Reporter : Tono