Dua Pemuda dari Garut Masuk 8 Besar Youth Innovation Hunt
Jabarexpose.com._GARUT, Tarogong Kidul โ Kabar membanggakan datang dari ajang _Youth Innovation Hunt_, dua pemuda asal Garut yakni Fathir Agung Cahya dan Rafli Muhamad Ridhwan,, mampu menembus 8 besar dari rangkaian Acara _Youth_ 20.
_Youth Innovation Hunt_ merupakan bentuk keterlibatan anak muda Indonesia dalam melakukan inovasi serta menginspirasi masyarakat yang dilakukan dengan cara kurasi oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai kurator utamanya dan para curator yang _expert_ di bidangnya sesuai dengan empat tema prioritas Y20.
Dalam lomba ini ada 4 tema yang dilombakan yakni Ketenagakerjaan Pemuda, Transformasi Digital, Planet yang Layak Huni dan Berkelanjutan, serta Keberagaman dan Inklusi, yang mana kedua pemuda asal Garut ini menjadi finalis untuk dua tema yang berbeda yaitu Rafli menjadi finalis di kategori Ketenagakerjaan Pemuda sedangkan Fatir finalis untuk kategori Transformasi Digital.
Rafli yang baru lulus dari SMKN Kehutanan Negeri Kadipaten ini mengikuti _Youth Innovation Hunt_ dengan menggagas sebuah inovasi bernama _Coding Compost_, sebuah program pengolahan sampah organik menggunakan maggot yang bisa menghasilkan uang untuk dijadikan biaya belajar _coding_.
โDari saya itu nama inovasinya yaitu _coding compost_, jadi _coding compost_ itu adalah pengolahan sampah yang menggunakan maggot, tapi dari hasil pengolahan tersebut nanti bisa dikumpulkan lalu dikonversikan menjadi uang atau dijadikan biaya untuk belajar coding,โ ujar Rafli saat bertandang di Kantor Diskominfo Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Senin (13/06/2022).
Ia mengatakan, selama mengikuti _event_ ini dirinya mendapatkan banyak kesan, terlebih dalam proses kurasi inovasi dirinya juga mendapat banyak kritikan membangun dari para kurator.
โDari saya sendiri cukup menyenangkan juga, cukup menegangkan, terus yang sangat terkesan sih waktu kuratornya sendiri, waktu sesi zoom sama kurator karena di situ banyak istilahnya kritik-kritik yang membangun buat inovasinya saya sendiri,โ katanya.
Sementara itu, Fatir yang kini masih duduk di bangku kelas XI SMAN 1 Garut ini, mengungkapkan, untuk _Youth Innovation Hunt_, dirinya mengikutsertakan sebuah inovasi bernama MERE akronim dari _Metakeun Rerencangan_.
Mere ini, imbuhnya, merupakan sebuah aplikasi yang nantinya diharapkan mampu menyediakan sebuah data anak-anak dari prasejahtera. Sehingga, para donatur yang akan memberikan bantuan bisa langsung ke orang bersangkutan atau tepat sasaran.
โDi aplikasi itu ada bisa munculin kayak _google maps_ tapi yang muncul itu bukan tempat makan atau restoran atau hotel, tapi anak-anak dari keluarga prasejahtera gitu. Nah kami harap para donatur bisa membantu secara langsung tanpa ada perantara, jadi bisa langsung dan dananya tersalurkan,โ tuturnya.
Fatir memaparkan dirinya bahagia karena bisa menjadi salah seorang finalis dalam kegiatan _youth innovation hunt_ ini. Apalagi, beberapa peserta yang mengikuti _event_ lomba ini didominasi oleh mahasiswa dan juga ada yang bergelar doktor.
โCukup senang ya soalnya udah lama gak ikut lomba kayak gini juga, terus cukup tegang soalnya kan rata-rata yang lainnya itu ada yang kuliah, ada yang doktor malahan, minimalnya pun ada mahasiswa biasanya, justru kalau dilihat saya itu salah satu peserta termuda di situ.โ tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Garut, Yeni Yunita, mengatakan pihaknya mengaku bangga dan siap mendukung Rafli dan Fatir. Ia berharap kedua pemuda asli Garut (Asgar) tadi bisa menjadi juara dalam gelaran _Youth Innovation Hunt.
“Tentunya ini suatu hal yang membanggakan bagi Garut, karena dua pemuda asgar alias Asli Garut bisa menjadi finalis dalam _event Youth Innovation Hunt_, dan saya harap kedua inovasi yang diusung Rafli dan Fatir bisa masuk 3 besar _Youth Innovation Hunt_ atau berhasil menjadi juara, Aamiin.” tandasnya.
Saat ini, Rafli dan Fatir sedang menunggu hasil akhir dari acara _youth innovation hunt_ ini, karena dari 8 finalis yang ada akan kurasi menjadi 3 besar, yang berkesempatan untuk mendapatkan uang pembinaan serta mentoring dari para ahli untuk mewujudkan inovasi-inovasi yang dilombakan.
Reporter : Tono